MENDUNG: TRANSMISI RINDU
Mendung adalah transmisi rindu paling agung. Selain senja yang jingga, mendung dengan gradasi monokrom adalah pemancar renjana yang tidak pernah pelit menyadurkan sinyal pada seseorang yang dituju. Dalam hal ini, kamu.
Tadi sore awan bertransfigurasi menjadi pemasok rinduku yang sudah mulai begah. Bagiku mendung pekat bagus sebagai pengingat. Pengingat bahwa aku masih terus menitipkan rindu yang justru makin hari makin menumpuk dan tak terhitung. Terkadang aku yang menjadi pengirim dan kau penerima. Tapi tidak jarang menjadi sebaliknya. Itu menyenangkan. Seperti saling menulis surat cinta dan mendung sebagai mediator fana.
Aku baru tahu bahwa mendung punya pertalian erat dengan rindu dan kamu. Di mana saat mereka datang, lengkungan bibirmu tergambar mengikuti di belakang. Bikin pusing saja. Andai kamu dekat, aku tidak perlu susah-susah meminta jejeran awan untuk mengantarkan perasaan. Andai kamu dekat, kuujarkan plakat-plakat rindu berpuisi itu langsung pada hatimu. Melalui bibirku.
Sayangnya sebagai media penghantar, mendung mengubah data-data renjana menjadi isyarat sebelum akhirnya bisa diurai menjadi sebuah kata rasa yang utuh dan bersifat integral. Bagaimana jika mendung di tempatmu tidak bisa membaca kode-kode yang kukirimkan? Bagaimana jika pasukan awan di langitmu lambat memberi konfirmasi? Lalu bagaimana caraku mengatakan bahwa jantungku mencintai jantungmu?
Cinta yang dibungkus rindu memang kombinasi benda-benda abstrak aneh yang muncul entah dari mana. Menempatkan manusia pada kondisi paradoks paling bejat. Tersesat namun justru tidak ingin dipertemukan dengan jalan keluar. Sakit-sakitan tapi justru tidak mau disembuhkan.
Aku agak khawatir jika mendung pudar. Rindu ini harus kuapakan? Disimpan lalu mengendap akibat akumulasi besar-besaran? Atau harus kutitipkan kepada hujan setelah mendung bertandang?
12 komentar
Yang rearistis aja deh, kalo menurut gue sih mendung itu, ya, pertanda mau ujan :D
BalasHapusazizkerenbanget.blogspot.com
Salah! Mendung itu pertanda ibu-ibu harus cepet ngangkat jemuran. Mau ada badai! Puas lo? Hahahhaha
HapusMendung tetap menjadi transmisi rindu sekalipun tidak jadi hujan. Simpan saja di sana :)
BalasHapusHujannya yang ga jadi itu loh...hadeeeh serasa muram gitu ya???
HapusHo oh. Duh sendu gini gue
HapusLo kayaknya lagi galau ya? Knp beb?
HapusApapun namanya, mendung akan selalu terurai menjadi rasa indah. Kecuali tdk disertai doa.
BalasHapusNgomong2 soal mendung, sista pake riset atau tafsir :) semua istilahnya jarang didengar dan sangat lekat dg langit :)
Dua-duanya say tapi dominan tafsir sih...wah pertanyaannya keren ini
HapusApapun namanya atau sebutannya, bagi para petani tua di pojokan negeri.. adanya awan mendung merupakan suatu pertanda, sebagai berkah, berkah yang patut disyukuri. Karena adanya mendung pertanda akan datangnya hujan. Simpelnya begitu :)))
BalasHapusAhahahahah wah iya bener juga ya. Hmm petani dan mendung.
HapusApapun namanya atau sebutannya, bagi para petani tua di pojokan negeri.. adanya awan mendung merupakan suatu pertanda, sebagai berkah, berkah yang patut disyukuri. Karena adanya mendung pertanda akan datangnya hujan. Simpelnya begitu :)))
BalasHapusLaaah dua kali hahahaha
Hapus